Melihat aksi lumba-lumba yang cute manjah langsung dari habitatnya? Never dream it before. But that day, it becomes reality.
Hmm, melihat lumba-lumba langsung di habitatnya? Antara deg-degan dan senang sih. Deg-degan soalnya udah mikir jangan-jangan bakal dibawa ke laut lepas nih tapi senang juga karena akan menjadi pengalaman seru bisa melihat si mamalia laut unyu ini langsung dari habitatnya.
Selepas menikmati santap siang di Fremantle kami melanjutkan perjalanan tour ke Mandurah setelah sebelumnya (eh gimana sih ini bahasanya, haha..) mampir ke masjid Ar Rukun di Rockingham untuk solat.
![]() |
Sesuai namanya, masjid komunitas melayu dari 3 bangsa. |
Lokasi Mandurah ini agak jauh dari Perth kota, bisa memakan waktu hingga 1.5 jam tanpa jeda istirahat. Mungkin seperti jarak Jakarta-Cikampek (atau lebih jauh) kali ya, cuma bedanya di Perth gak ada macet. Cuaca yang panas dan terik membuat sebagian kami sempat tertidur di mobil.
Mandurah merupakan desa nelayan yang kini juga menjadi sebuah dermaga cantik. Letaknya persis di garis pantai Samudera Hindia. Keunikan yang sekaligus menjadi daya tarik wisatawan adalah adanya si lumba-lumba yang kerap memberikan pertunjukan secara tiba-tiba.
Kami tiba sekitar pukul 14.30, cuaca masih cukup panas. Bergegas kami berlari mencari tempat yang lebih rindang. Aah seandainya ada es kelapa muda kaya di ancol pasti seger banget. Ok skip! Sang pemandu kami berjalan lebih cepat menuju sebuah booth tiket penyawaan boat. Maaf, sayangnya saya tidak paham berapa harga sewa kapal ini, karena semuanya sudah termasuk dalam harga paket tour kami.
![]() |
Rupanya bukan hanya tempat penyewaan boat melainkan sepeda juga |
Awalnya saya pikir kami akan bersama-sama dengan pelancong lain naik ke kapal cruise kecil bertuliskan Mandurah Dolphin Tour, ternyata tidak, kami sudah disiapkan kapal khusus sendiri. Whuiii langsung norak, di Jakarta aja belom pernah. Saya dan lainnya sempat takjub karena sang pemandu kami juga bisa mengendarai boat ini. Masya Allah, beruntung banget bisa depetin supir yang merangkap guide, fotografer, dan nahkoda (tsyah) sekaligus. Sebagai informasi saja pemandu kami orang Malaysia. Beliau bilang bahwa SIM Malaysia boleh digunakan di Australia. Heuheuu, Indonesia? Jangan tanya.
Kami semua masuk ke kapal, hanya anak kecil yang mendapat pelampung. Ternyata kapal ini tidak boleh berlayar ke laut lepas hanya boleh berputar-putar di muara. Kami diberi waktu satu jam untuk mengeksplorasi tempat ini. Kalau beruntung bisa mendapati aksi lumba-lumba (dan memang ini sih yang dicari).
Perlahan kami menyusuri perairan ini, melewati rumah-rumah mewah dengan speed boat terparkir di halamannya. Entah yang mana halaman depan dan belakangnya, yang jelas setiap rumah mengahadap muara dan speed boat adalah kendaraan wajib mereka. Tiba-tiba saya terbayang Marina Ancol, mungkin mirip-mirip seperti ini.
![]() |
Mirip Marina Ancol gak sih? |
Selama menyusuri perumahan mewah ini airnya begitu tenang, namun setelah lepas dari tempat ini kami kerap merasakan kapal bergoyang cukup kencang. Ombak ringan hingga sedang menghantam kapal kami, sebagian air masuk, mesin kapal pun segera dimatikan hingga ombak tersebut hilang. Ombak tersebut berasal dari kapal yang lebih besar yang berlayar di samping kami. Seru sekaligus menegangkan. Sejauh mata memandang semua asyik untuk dinikmati, permainan anak di bibir muara, serta burung pelikan yang berenang dengan santainya di tengah perairan.
![]() |
Ada perosotan balon di tepi muara. Melihat ini jadi lega artinya gak dalem dong ya. |
"Dolphiiiin" seru sang pemandu memanggil lumba-lumba yang tak kunjung muncul.
Suara itu pun diikuti oleh anak saya, "dolphiiiin... dolphiiiiin."
Hihihiii... Kami yang dewasa juga kadang jadi ikutan menyeru, "dolphiiiin..." karena si lumba-lumba ini tak kunjung muncul.
Rupanya, suami dan ayah saya tertarik mencoba mengendarai kapal ini. Dibantu sang pemandu ternyata baik suami dan ayah saya bisa mengendarainya dengan mulus. Tapi plis yaaa jangan lama-lama ngeri ketauan gak punya SIMnya, heuheuu.. dendanya gak tahan!
Hampir satu jam berlalu, kami semakin jauh, semakin mendekat ke laut lepas. si lumba-lumba tetap tak tampak. Kami pun kembali melalui rute yang berbeda dengan keberangkatan. Tiba-tiba saya melihat dark kejauhan, seperti ada dua ikan yang menonjolkan sirip atasnya dan kemudian hilang dengan cepat. Seketika saya teriak, "itu ... di sana!" Pemandu kami sedikit mempercepat laju kapal mendekati lokasi yang saya tunjuk.
Waah seruu lihat lumba-lumba langsung di perairan lepas ...
BalasHapusPengalaman sangat berkesan ya,kak.
Alhamdulillah... berkesan dan tak terlupakan :)
HapusWow seru deh petualangannya..kapan ya bisa ke situ?
BalasHapusInsya Allah ya mba Tami....
HapusDi mana ada lumba lumba
BalasHapusDi situ mas :)
Hapusseruuu, bukan anak-anak aja yang senang saat melihat lumba-lumba tapi aku juga senang hehehe
BalasHapusBetul mba, yang gede-gede juga gak kalah heboh sama bocahnya, hihii
HapusWahhh, keren... Saya lihatnya digambar aja mbak. Hihihi.
BalasHapusInsya Allah nti bisa yang beneran ya mba :)
HapusLumba lumbanya agak malu malu, coba mau nongol dan beraksi,pasti seru. Tapi saya pasti jiga sudah melompat senang walau hanya melihatnya beraksi seperti itu.
BalasHapusBener mba Lisa, gregetan juga sih pengennya lompat gt ya, hee tapi tak apalah alhamdulillah masih mau menampakkan punggungnya.
HapusSaya kira awalnya di madura, eh ternyata di perth,
BalasHapusHaha.. Sama..
HapusTernyata jauh di Australia.. haha
Hahaha, namanya mirip ya.. Terima kasih sudah berkunjung :)
BalasHapusWah Bun keren-keren bun tempatnya. Ngomongin soal lumba-lumba, aq tu blum pernah lihat lumba-lumba di dunia nyata hee jdi pengen juga 👍
BalasHapusEntah kenapa ketika melihat lumba-lumba muncul rasa bahagia 😊
BalasHapusWahhh foto sama lumba lumbanya belum ya mba hhe :cv
BalasHapusWaah, alhamdulillah rezeki ketemu lumba-lumbanya ya, Mbak. Kalau di habitat aslinya terlihat lebih bebas dan aktif mungkin, ya? (dibandingkan dengan ketika menjadi bagian dari show atau sejenisnya).
BalasHapusJalan-jalan seru nih mbak Dwi. Tapi jadi kepo, emangnya SIM Indonesia beneran gak bisa dipake di sana? 😁
BalasHapusYeaayy bisa ketemu lumba2 ya akhirnya. Seneng banget melihat lumba2 di habitat aslinya dan di sana hal semacam itu bisa jg dijual sbg produk wisata ya? Soalnya saya suka miris kalau ada sirkus lumba2 di Indonesia, kan gak di habitat aslinya gtu...
BalasHapusHebatnya di Mandurah meski di sekitar itu rumah, lumba-lumbanya masih merasa nyaman tinggal di situ. Artinya habitatnya masih terjaga.
BalasHapusUntuk guide keren banget ya...sekalian bisa jadi driver dan nakhoda. Saluut!!
Baru tahu juga SIM Malaysia bisa dipakai di sana.
Kirain d dalam.negri tau ny d luar ya , seru pasti bisa liat lumba2 langsung .terbayar sudah ya bisa lihat langsung
BalasHapusWaah Mandurah itu di Aussie aku kira di Jawa hehe ubiqur namanya mba hehe. Btw foto2nya baguuuss sukaa
BalasHapus