Saya sedih, selama 3 hari 2 malam di Madinah, saya nge-flek sisa haid selama 2 harian. Jadilah hanya bisa menatap keindahan Masjid Nabawi dari balik jendela kamar. Flek saya ini di luar kebiasaan banget, biasanya haid saya itu 7 hari selesai, ini sudah hampir 10 hari belum usai juga dan terus flek 3 hari belakangan. Ketar-ketir? Jelas, soalnya dari tiga hari di Madinah hampir 2 harinya berlalu begitu saja sementara keesokan harinya sudah harus cek-out menuju Makkah untuk umroh.
![]() |
Haram View |
Lalu saya teringat nasihat salah satu guru untuk membaca Quran surat Al Baqarah. Saya bertekad tuh setelah makan siang mau khatamin surat Al Baqarah. Alhamdulillah dikasih kemudahan, si anak mau bermain sama ayahnya dulu. Siang itu sambil berbaring saya mendengarkan murrotalnya hingga selesai dan memohon ampun, Alhamdulillah atas izin Allah Swt, menjelang magrib saya sudah bersih. It means saya bisa ikut ke Raudhoh malam hari dan umroh keesokan harinya. Ini semua tak lepas doa dari orang-orang tersayang yang memohon agar saya bisa segera solat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebelum masuk ke dalam masjid, barang bawaan kita akan diperiksa oleh para askar. Kalau dulu katanya tidak boleh bawa ponsel berkamera, makanya dulu saya suka letakkan di dalam Alquran. Kalau sekarang agaknya lebih kendur, paling yang tidak boleh itu membawa barang belanjaan, mungkin khawatir mengotori masjid kali ya.
![]() |
Nah, dekat pintu masuk yang di belakang itu ada rak sepatu. |
Lengkungan yang menghubungkan dua pilar di dekatnya khas bergaya Timur Tengah dengan warna abu-abu dan krem yang berselang-seling. Entah berapa banyak jumlahnya, saya hanya bisa berdecak kagum. Tampak pula kaligrafi asma Allah di dinding-dindingnya yang sangat jelas terlihat, sebab pancaran ratusan lampu yang terang benderang. Warna lampunya bukan putih menyilaukan juga bukan kuning yang membuat mata lelah, namun di anatara keduanya yang memberi suasana damai dan nyaman untuk berlama-lama di dalamnya. Tak hanya itu kemewahan juga tampak dari lampu gantungnya dengan warna dominan emas.
![]() |
Keindahan interior Masjid Nabawi |
Kubah di Masjid Nabawi ini juga bisa terbuka dengan cara bergeser. Jadi desain Masjid ini sangat apik termasuk soal sirkulasi udara. Kapan bergesernya? Dulu sih saya melihatnya pagi di jam-jamnya solat dhuha. Maka cobalah saat di sini, jelajahi keindahannya ke seluruh sisinya. Mungkin pegal, mungkin lelah karena memang sangat luas, tapi percayalah ini akan menambah rasa cinta kita pada Allah Swt, Rasululloh Saw, juga pada masjid ini.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah dengan memerintahkan:“Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.” (HR. Abu Daud 667, Ibn Hibban 2166, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Alasan lain tak begitu perlu membawa sajadah adalah di dalam itu sudah disediakan karpet yang empuk dan bersih. Karpet di Masjid Nabawi warnanya merah, sedangkan yang di Masjidil Haram warnanya hijau sama dengan Raudhah. Selama di Masjid Nabawi aktivitas yang bisa kita lakukan adalah solat, dzikir, mengaji, dan melakukan amal baik lainnya.Kita juga bisa berbagi lho baik dalam bentuk uang, makanan, ataupun Alquran untuk wakaf di masjid. Wakaf Alquran ini bila memang mampu baiknya jangan dilewatkan. Ini salah satu cara agar pahala atau kebaikan kita terus mengalir meski sudah kembali ke Tanah Air. Oya, pastikan Alquran yang kita wakafkan merupakan Alquran cetakan Madinah agar tidak kena sortir. Jadi setiap hari akan ada petugas yang mengecek Alquran yang ada di Masjid, bila tak sesuai maka akan diambil, katanya sih bisa dibagikan ke sekolah atau masjid-masjid lain di sana.
![]() |
Jangan lupa berdoa sebelum minum ya , insya Allah berkah dan menyehatkan. |
Jadi waktu itu siang-siang, kami bergegas menuju masjid. Saat di pelataran saya bicara dengan ibu mertua, “Solat di sana juga enak, Bu, dekat tempat wudhu”. Ibu mertua saya diam saja. Karena sudah mendekati adzan zuhur, kami berjalan lebih cepat, suasana pun sudah semakin ramai.
Pemeriksaan oleh askar pertama kami semua lolos. Saat di askar kedua, ibu mertua serta dua adik ipar saya lolos kecuali saya. Seorang askar berniqob dan jubah hitam “mengusir” sambil berkata “ibu … ibu” tangannya memberi isyarat agar saya solat di luar.
Saya coba membandel, solat di paling pinggir dekat galon zam-zam, tidak boleh juga. Terus begitu ketika saya mau naruh sajadah, tidak boleh juga disuruh di belakang. Ke belakaaaaang terus akhirnya saya benar-benar solat di luar alias di pelataran persiiiiiiis dekat dengan tempat wudhu yang saya ucapkan ke ibu mertua.
![]() |
Solat di bawah payung Masjid Nabawi, must try! HIhi … ini tampang setelah “terusir” dan kemudian mendapat rezeki tak terduga. |
![]() |
Saya gak potret tempat wudhu nya saat siang, tapi inilah tempat yang saya tunjuk kepada ibu mertua dan saya solat di sampingnya. 😀 |
Tak lama kemudian mucul juga mereka yang kami tunggu-tunggu. Bersama-sama kami kembali ke hotel untuk makan siang dan istirahat. Sambil berjalan santai menikmati udara Madinah, si anak bercerita penuh kegembiraan pada neneknya. Sungguh, hari yang penuh cerita dan pengalaman.Wah, maafkan rasanya sudah cukup panjang membahas tentang Masjid Nabawi, kalau begitu cerita tentang Raudhah di part selanjutnya saja ya. Kisi-kisinya, ada tips dan trik mudah ke Raudhah meski orang banyak dan berdesakan.
Wassalamualaikum.
![]() |
See you on Hajj, Nabawi Mosque, insya Allah. Aamiin. |
31 Comments. Leave new
Saya jadi merinding membaca cerita ini. Begitu indahnya tanah impian. Begitu inginnya saya beribadah kesana sekeluarga. Semoga saya sekeluarga segera bisa beribadah ke Tanah Suci, baik umroh maupun haji.
Mbak Dwi beruntung sekali bisa beribadah kesana ketika masih muda, fit dan bersama si kecil pula. Makin sholehah yaa mbak cantiik.. pantesan banyak yang kasih permen , sudah sholehah, gak rewel bahkan saat sholat diluar, plus imuuut pula.
Aamiin semoga dimudahkan ya mba ke Baitulloh.
Memang saya juga maunya begitu sih mba, hajinya saat masih muda dan fit karena kan fisik banget ya.
MasyaAllah mbak Dwi..aku tertarik
bangets dengan umroh backpacker ini..Dan pengin sekali tahu info lengkapnya. Terima kasih sudah menuliskan kisahnya
Ditunggu lanjutannya yaaa..
Alhamdulillah sudah diberi kelancaran umroh beserta keluarga
Iya mba insya Allah nanti aku bahas juga soal itinerary dan harga ya…
Indahnya. Saya berharap suatu saat bisa sampai di sana. Ingin sekali. Semoga keinginan ini bisa terpenuhi.Amin.
Aamiin semoga dimudahkan ya mba
Masjid Nabawi banyak yg bilang masjid perempuan, krn kesannya feminin. Sedangkan Masjidil Harram, lebih macho. Adzannya juga beda. Duh…ngangenin denger suara adzannya…Tapi emang bener sih, engga boleh ngomong sembarangan yah di sana…
Whaa analoginya seperti itu ya Bun karena lebih tenang suasananya.
Masyaallah kangennya. Pengen kesana lagi rasanya abis baca tulisan bun. Akhir tahun ini pengennya tapi belum ada 3 tahun umroh katanya kena denda ya, hiks. Tapi emang sih madinah dan mekkah itu bikin kangen banget. Setiap ada yg umroh terus cerita lgs keinget dulu umroh. Terus kepengen banget kesana lagi. Masyaallah, semoga kita dimudahkan untuk kembali ya bun. Aamiin.
Aamiin. Iya mba Stef kena visa progresif sekitar 8 jutaan..
Masya Allah, ceritanya penuh haru mbak. Jadi turut membayangkan juga. Allah, Semoga dapat berkunjung dan beribadah disana. Aamiin
Aamiin ya Mujibasailiin
Aku sering dengar cerita-cerita seperti ini. Pokoknya kalau habis ada yang umroh atau haji, pastti banyak cerita penuh hikmah yang bisa diambil pelajaran. Semoga segera dimampukan Ya Alloh. Ditunggu lanjutannya ya.
Aamiin, siyaap mba Damar. Insya Allah
Bangunan arsitekturnya keren ya, backpackeran sambil bawa anak asyik ya mba?
Masjid Nabawi yang indah dan Madinah dan Mekkah, membuat ingin dan ingin kembali lagi…semoga dimudahkan, Aamiin
Bun kok aku sedih dan nangis yah bacanya. Ya Allah aku berharap disegerakan buat sholat di masjid nabawi. MasyaAllah bun Allah langsung ijabah banget yah doanya. MasyaAllah masyaAllah
Aamiin semoga dirimu dan keluarga disegerakan ya Mba Meg
Aku kemarin sama bu ustadzah, disaranin minum obat pencegah haid, mbak. Biar dapet penuh ibadahnya.
Subhanallah … selalu punya rasa gimanaaa gitu kalo liat foto masjid Nabawi dan Masjidil Haram
Iyayah… itu juga tadinya udah sempat mau minun aja deh… hihii
Masya Allah. Duh jadi pengen banget kesana. Semiga Allah lapangkan rezeki kami agar bisa menginjakkan kaki di tanah suci.
Aamiin semoga ya Bunda…
Makkah.. Madinah.. menyebut dua nama kota ini selalu membuat rindu yang teramat sangaaad. Menyajikan beragam kisah yang kadang unpredictable ya mbak. Tapi hikmahnya luar biasa. Barakallah untuk perjalanan ibadahnya
Wa fiika barakallah, Bundooo…
Penuturan keindahan masjid berasa ada disana, apalagi saat lihat fotonya. Lampunya aja bikin sejuk. Dan MashaAllah mbak Alin pinter nan sholehah, enggak rewel, makanya dikasih hujan permen. Semoga sehat terus ya mbak 🙂 Beribadah dengan khusuk.
Btw kadang kalo aku pergi wisata religi kayak di Wali atau masjid2 juga memilih pakai gamis dan koos kaki. Jadi gak perlu bawa mukenah dan sajadah.
Semoga Allah kabulkan segala doa agar kelak bs ke tanah suci saat masih sehat dan kuat. Amin
Aamiin… Aamiin… Semoga dimudahkan ya Mama Luii
Alhamdulillah diberi kesempatan memenuhi panggilan ke baitullah saat masih muda. Mudah2an Allah segera memanggilku suatu saat
Aamiin, semoga dimudahkan Bundaaa
Semakin ingin umroh backpacker nih mba. Syukaaa ceritanya mb Dwi Arum. Alhamdulillah diberi klncaran. Ikut deg2an juga baca pas ngeflek 2 hri jd gk bs ibadah ya? Tp ternyt blkgn bs bersih. Hehe
Iya mba dag dig dug ngefleknya itu lho…
[…] terasa, tau-tau sudah mau bertolak ke Tanah Air aja. Perasaan baru kemarin tiba di Jeddah, terus ke Madinah, lanjut Makkah, sekarang udah mau balik lagi aja ke […]